PENDAHULUAN
Pertambahan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertambahan
penduduk merujuk pada semua spesies, tetapi selalu mengarah pada manusia,
dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertambahan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia.
Migrasi
manusia adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi
internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain,
migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah
(negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai
tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun,
pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilan yang
diharapkan (expected income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari
model dekskripsi Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model
ini adalah bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar
tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di sektor pedesaan dan perkotaan,
serta memilih salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang
diharapkan. Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan
besar kecilnya selisih antara pendapatan ril dari pekerjaan di kota dan di
desa, angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk
mendapatkan pekerjaan di kota.
Kabupaten
Bekasi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat ,
Indonesia. Ibukotanya adalah Cikarang. Kabupaten ini berada tepat di
sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan Kota Bekasi dan
Provinsi DKI Jakarta di barat, Laut Jawa di barat dan
utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di
selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah desa dan kelurahan.
ISI
Kabupaten Bekasi terletak di provinsi Jawa Barat. Kabupaten
Bekasi juga terkenal dengan kepadatan penduduknya, karena Bekasi letaknya
sangat strategis dekat dengan kota kota seperti Jakarta dan Bandung tidak heran
bila Bekasi juga disebut padat.
Untuk dikabupatennya pun terdapat
berbagai macam suku dan ras yang tinggal. Fasilitas didaerah kabupaten Bekasi juga
tidak kalah dengan kota – kota lain, karena untuk memfasilitasi penduduk didaerah kabupaten Bekasi yang bisa dibilang
cukup banyak.
Pada
tahun 2008, penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 2.193.776 jiwa, yang terdiri
dari 1.122.855 laki-laki dan 1.070.921 perempuan. Dari tahun 2004 hingga 2008,
Kabupaten Bekasi terus mengalami pertambahan jumlah penduduk, dari 1.950.209
jiwa pada tahun 2004, 2.027.902 jiwa pada tahun 2005, 2.054.795 jiwa pada tahun
2006, 2.125.960 jiwa pada tahun 2007, hingga mencapai 2.193.776 jiwa pada tahun
2008. Perkembangan sektor industri yang pesat merupakan pemicu terjadinya
pertambahan penduduk di Kabupaten Bekasi dari tahun ke tahun. Banyak
tenaga kerja industri yang datang dari luar Kabupaten Bekasi.
Pada
tahun 2008, penduduk menurut umur menunjukkan bahwa penduduk usia produktif (15
- 64 tahun) mencapai 1.513.029 orang (68,97%), sedangkan penduduk yang belum
produktif (<10 tahun) 399.134 orang (18,19%) dan yang tidak produktif lagi
(65 tahun ke atas) 67.005 orang (3,05%). Beban ketergantungan masih cukup
tinggi yaitu sebesar 44,99. Angka tersebut menunjukkan bahwa setiap 100
penduduk produktif di Kabupaten Bekasi menanggung beban kebutuhan ekonomi dari
sekitar 45 penduduk usia tidak produktif. Dibutuhkan lapangan kerja yang cukup
banyak untuk menanggung beban kebutuhan ekonomi yang tinggi.
Sebagian
besar wilayah Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang
berbukit-bukit. Ketinggian lokasi antara 0 – 115 meter dan kemiringan 0 – 250
meter. Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah Utara Provinsi Jawa Barat
dengam mayoritas daerah merupakan dataran rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi
berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan
karakteristik topografinya, sebagian besar Kabupaten Bekasi masih memungkinkan
untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di
tambak ataupun untuk budidaya hewan domestik seperti ayam dan kambing.
Jenis
tanah di Kabupaten Bekasi diklasifikasikan dalam tujuh kelompok. Kelompok yang
paling layak untuk pengembangan pembangunan memiliki luas sekitar 16.682,25 Ha
(81,25%), yang terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning dan hidromorf
kelabu; komplek latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan podsolik merah;
aluvial kelabu tua; asosiasi glei humus dan alluvial kelabu; dan asosiasi
latosol merah, latosol coklat kemerahan, dan laterit. Klasifikasi cukup layak
seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri dari jenis tanah asosiasi alluvial kelabu
dan alluvial coklat kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari jenis
podsolik kuning merupakan areal yang kurang layak untuk pembangunan.
Ditinjau
dari tekstur tanahnya, sebagian besar wilayah ini memiliki tekstur tanah halus
sekitar 15.555,04 Ha (75,76%) dan bertekstur sedang sekitar 4.755,21 Ha
(23,16%) berada di sebelah utara dan sebelah selatan yakni, sedangkan sisanya
sekitar 221,75 Ha atau 1,08% bertekstur kasar berada di sebelah barat. Tingkat
kepekaan tanah terhadap erosi cukup baik/stabil. Tingkat kepekaan ini
diklasifikasikan tiga bagian yakni stabil (tidak peka), peka, dan sangat peka.
Sekitar 17.220,19 Ha (83,87%) dari luas lahan merupakan lahan stabil yang layak
untuk dikembangkan untuk berbagai macam kegiatan perkotaan. Seluas 3.127,02 Ha
(15,23%) dari lahanya memiliki kondisi peka dan masih cukup layak untuk
dibangun. Sedangkan di bagian selatan, lahnnya sangat peka terhadap erosi yakni
sekitar 184,79 Ha (0,9%), kurang layak untuk dikembangkan. Adanya beberapa
sungai yang melewati wilayah Kabupaten Bekasi merupakan potensi sebagai sumber
air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Bekasi terdapat enam
belas aliran sungai besar dengan lebar berkisar antara 3 sampai 80 meter, yaitu
sebagai berikut Sungai Citarum, Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai
Ciherang, Sungai Belencong, Sungai jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan,
Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai
Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak dan Sungai Jaeran.
Selain
itu, terdapat 13 situ yang tersebar di beberapa kecamatan dengan luas total 3
Ha sampai 40 Ha, yaitu Situ Tegal Abidin, Bojongmangu, Bungur, Ceper,
Cipagadungan, Cipalahar, Ciantra, Taman, Burangkeng, Liang Maung, Cibeureum,
Cilengsir, dan Binong. Saat ini kebutuhan air di Kabupaten Bekasi dipenuhi dari
2 (dua) sumber, yaitu air tanah dan air permukaan. Air tanah dimanfaatkan untuk
pemukiman dan sebagian industri. Kondisi air tanah yang ada di wilayah
Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan air tanah dangkal yang berada pada
kedalaman 5 – 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam pada
umumnya didapat pada kedalaman antara 90 – 200 meter. Air permukaan, seperti
sungai, dimanfaatkan oleh PDAM untuk disalurkan kepada konsumennya, baik
permukiman maupun industri.
PEREKONOMIAN
perekonomian
Kabupaten Bekasi ditopang oleh sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian.
Banyak industri manufaktur yang terdapat di Bekasi, diantaranya kawasan
industri Jababeka, Greenland
International Industrial Center (GIIC), Kota Deltamas Kota Deltamas, EJIP, Delta Silicon, MM2100, BIIE dan sebagainya.
Kawasan-kawasan industri tersebut kini digabung menjadi sebuah Zona Ekonomi
Internasional (ZONI) yang memiliki fasilitas khusus di bidang
perpajakan, infrastruktur, keamanan dan fiskal.
PENUTUP
KESIMPULAN
Setiap daerah pasti akan banyak
digunakan untuk daerah migrasi atau perpindahan, dari kota yang masih
berkembang dan juga untuk kota yang sudah maju. Dan kebanyakan penduduk pindah
atau bermigrasi ke kota dengan lapangan pekerjaan yang masih baru atau banyak. Serta
tempat yang aman dan nyaman untuk disinggahi.
PESAN
Untuk setiap daerah/kota yang belum
menjadi tempat dari penduduk yang bermigrasi agar bersiap untuk menerima
penduduk tersebut dengan menyiapkan fasilitas fasilitas seperti jalan,
perumahan, dan lain lain. Sedangkan untuk daerah/kota yang sudah menjadi tempat
dari penduduk migrasi untuk terus memajukan fasilitas fasilitasnya.
DAFTAR
PUSTAKA :
Demikian
tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Softskill Ilmu Sosial Dasar
NAMA
: YUDHA MAHENDRA
DOSEN
: EDI FAKHRI, SS., M.SOS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar